Bertugas sebagai penyuluh di kecamatan bubutan kota Surabaya, salah satunya adalah mengharuskan saya membersamai pengurus, guru dan santri TPQ dan wali santriny dengan bahasa Agama.
Kemarin saya membersamai santri TPQ Dhiyaul Haq Darussalam Jepara, untuk bab fashoha mengaji saya bukan ahlinya karena di tes mengajar metode lain pada zamannya saya gak lulus bisa saya ya ngajar pake metode turutan, dan ini tidak berlaku untuk saat ini, tapi saya mengambil barokahnya dengan mengajak mereka bercerita dengan para santri, saling curhat tentang rasa, rasa yang di rasakan anak-anak seusianya, tentang cita-cita dan model mereka gasakan atau apalah yang penting mereka bisa menyelesaikan secara anak-anak, bagaimana mereka menjadi pemimpin, tentang gaya hidupnya mengikuti zaman sekarang, tentang tidak membawa uang saku, tentang pandemi covid yang tak kunjung selesei, begitu saja seminggu sekali wes sueneng, wes Marem dan saya ngalap barokah dari hafalan anak-anak.
Bagaimana anak-anak mengatasi rasanya dengan saya membuka forum curhat dan diskusi, disini kesepakatan yang diambil tidak boleh memojokkan atau memandang rendah cerita temannya. Hasilnya ketika anak-anak saya ajak memetakan apa saja yang dirasakannya, apa saja yang dialaminya dan apa saja yang tidak mereka inginkan. Kemudian saya dan anak-anak menggambarkan rasa itu sebagai uangkapan rasa dalam dirinya. Tidak hanya saja menggambar tetapi kami berdiskusi mencari siasat menyelesaikan apa saja yang mereka tidak harapkan tetapi jika terjadi apa yang harus mereka lakukan.
Untuk santri yang sudah Aqil balig saya mencoba mengajak bicara rasa mereka kepada lawan jenisnya, kenapa harus diajak bicara agar mereka tidak salah persepsi tentang bagaimana menyukai lawan jenis, bagaimana bersikap dengan teman yang bukan muhrim, bagaimana pendapat mereka tentang ayahnya, ibunya, saudara laki-lakinya, saudara perempuannya, kakek dan neneknya, bibi,paman. Karena dari sini saya bisa menyelami apa sesungguhnya yang terjadi, diagnosa santri lebih awal dengan Dunia dalam genggaman berupa gadget dan sekolah ngaji yang serba online.
Alhamdulillah banyak hal yangbisa saya peroleh termasuk ngalap berkah doa hafalan anak-anak, Wong kadang doa apa begitu aku gak apal akhire aku dadi apal ngrungokno apalane arek-arek … Sopo yang ada di barisanku … Ojok di Paidu Yo .. karena kadang kita juga terlalu sering sat set wat wet dan mementingkan pekerjaan lainnya, karena kita tetep harus belajar tetep murojaah tetep mengasah apa yang kita dapat selama kita belajar.
Bukannya manusia wajib mencari ilmu dari rahim ibu sampai keliang lahat Tuntutlah Ilmu dari Buaian Sampai Liang Lahad (اطلبوا العلم من المهد الى اللحد).
Sebagai Penyuluh atau suluh yang artinya kita bertugas menyampaikan dan meluruskan dengan bahasa Agama tidak ada salahnya kita malu untuk memulai kembali hafalan doa-doa dan surat pendek dengan banyak siasat seperti saya tadi mendengarkan hafalan anak-anak secara langsung kita juga murojaah dan menambah hafalan kita.
Ely Rosyidah,S.Ag.M.Pd
PAIF KEMENAG KUA KEC. BUBUTAN KOTA SURABAYA