Home Uncategorized TEKAD DAN TAWAKAL

TEKAD DAN TAWAKAL

by admin

Dalam ayat Al Qur’an surat 10 ayat 71 Allah memerintahkan Nabi untuk menceritakan kepada kaum musyrikin Mekah tentang peristiwa penting dalam kisah Nabi Nuh a.s dan kaumnya. Nabi Nuh a.s menyatakan kepada kaumnya tentang kebulatan tekadnya untuk terus menyebarkan agama Allah seraya menyerahkan sepenuhnya segala keputusan kepada Allah.Berkat kebulatan tekad dan ketawakkalan, Nabi Nuh a.s tidak ragu ragu menentang kaumnya supaya mereka membulatkan keputusan mereka dengan mengikutsertakan sembahan sembahan mereka untuk membinasakan beliau.

Tekad yang kuat dan keyakina akan pertolongan Allah bukan menjadikannya berpangku tangan, justru menjadikannya menjadi pribadi yang pantang menyerah. Saat kesulitan kesulitan menghadang di depan mata, selalu yakin akan ada jalan. Keyakinan inilah yang menjadikannya selalu berusaha mencari jalan karena jalan itu ada hanya saja belum terlihat. Dalam Al Qur’an surat 3 ayat 159-160 tekad yang kuat mengerakan diri dan tawakal mempermudah mendapatkan pertolongan Allah. Tawakal muncul setelah tekad.

Tawakal sebelum bertindak agar Allah menolong, membantu dan membimbing tindakan kita sehingga ini akan memudahkan kita untuk meraih apa yang sudah kita tekadkan. Jika Allah sudah menolong, siapa yang bisa menghalangi. Dan tawakal setelah bertindak kita pun kembali menyerahkan diri kepada Allah. Allah yang berhak menentukan hasil ikhtiar kita. Meskipun menurut manusia tidak mungkin tetapi semua mungkin bagi Allah.

Orang yang tawakkal dan selalu menggantungkan segala urusannya kepada Allah itu diibaratkan hubungan anak kecil dengan ibunya. Bagi anak, ibu adalah satu satunya yang ia kenal sekaligus menjadi penenangnya. Ia akan mencari sosok ibunya kala jauh. Anak akan mempercayakan segala urusannya kepada ibunya, mulai makan, minum dan membersikan tubuhnya, karena dia tidakm tau dan merasa tidak mampu untuk melakukan itu semua. Ia hanya bisa menangis atas keinginan dan apa yang dirasakannya.

Begitupun selayaknya bagi seorang hamba, urusan rejeki,umur,jodoh dan segala hal yang sudah diluar kemempuannya,hendaknya kita rengekkan kepada Allah. Karena hanya Dia yang bisa memenuhi semua itu dan Dia yang tahu bagaimana sebaiknya. Sebagaimana dalam hadist Rasulullah SAW bersabda ; “Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku” (HR Muslim)

Sebab Allah menciptakan banyak takdir untuk hamba-Nya dan masing masing takdir di barengi dengan sebab sebab yang akan di lakukan seorang hamba sebagai jalan dan cara untuk mencapainya. Sehingga segala usaha yang dilakukan manusia dalam mencapai takdirnya adalah ketaatan kepada Allah dari sisi lahiriah. Sedangkan tawakkal dengan mempercayakan sepenuhnya atas segala urusan kepada Allah merupakan amaliyah hati.

Elys Faricha Ismawati
KUA KEC.Tenggilis Mejoyo

You may also like

Leave a Comment

Follow by Email