Home Artikel Bahaya Tamak Terhadap Dunia

Bahaya Tamak Terhadap Dunia

by admin

 

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits Ka’b bin Malik Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ، بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

Kerusakan yang ditimbulkan oleh dua seriga lapar yang dilepaskan dalam kawanan domba tidak lebih besar dibandingkan dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh kerakusan seseorang kepada harta dan kedudukan terhadap agamanya.” [Hadits riwayat At-Tirmidzi no. 2376 dan Ahmad no. 15794. Syaikh Al-Albani menyatakan ini hadits shahih di dalam Shahih At-Tirmidzi no. 2376]

Dalam hadits ini Nabi ﷺ menjelaskan bahaya tamak terhadap harta dan kebesaran di atas umat manusia terhadap agama seseorang dan keistiqamahannya. Hadits ini tidak mencakup orang yang menghasilkan harta yang halal.
Dalam sebuah hadits disebutkan:

نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِح

Sebaik-baik harta yang baik adalah milik orang yang baik (shalih).” [Hadits riwayat Al-Bukhari no. 299, Al-Hakim no. 2130 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 1248 dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu]

Sudah maklum bahwa jika serigala dikirim di tengah kawanan domba, ia akan memakannya. Kalaulah tidak memakan semuanya, maka ia akan merusak dan membinasakan mereka, sehingga tidak akan ada domba yang selamat. Lalu bagaimana jika serigala itu lapar? Bagaimana jika itu bukan satu serigala, tetapi dua serigala lapar? Tidak diragukan lagi kerusakan dan kebinasaan akan semakin besar. Ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan jauh lebih merusak terhadap Agamanya daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh dua serigala lapar terhadap kawanan domba yang tidak ada penggembalanya.

Islam tidak hendak mencabut rasa cinta seseorang kepada harta namun Islam menuntut agar Allah dan Rasul-Nya ﷺ lebih dicintai dari selain keduanya. Allah Ta’ala telah memberitahu bahwa harta dan anak itu statusnya hanyalah cobaan buat kita di dunia ini.

Tamak terhadap harta itu ada dua macam. Pertama, sangat mencintai harta disertai dengan usaha pencarian yang luar biasa dengan berbagai cara yang mubah untuk mendapatkannya meskipun harus menanggung berbagai kepayahan dan penderitaan.

Kedua, Sangat mencintai harta disertai dengan usaha pencarian yang luar biasa tanpa peduli sumbernya halal atau haram serta tidak memenuhi hak-hak harta yang diwajibkan oleh syariat kepadanya.

Sebagian ulama mengatakan,”Sifat الشح – kikir – ketamakan yang amat sangat yang mendorong pemilik sifat tersebut untuk mengambil apa saja secara tidak halal serta tidak memenuhi hak-haknya. Hakikat kikir adalah jiwa yang sangat cenderung kepada apa saja yang diharamkan oleh Allah dan dilarang darinya serta tidak puasnya seseorang dengan apa saja yang Allah halalkan untuknya.”
Syaikh Al-Munajjid menegaskan bahwa cinta dunia dan lebih mengutamakannya daripada akhirat itu pangkalnya ada dua sebab:
Adanya kerusakan dalam iman dan agama.
Adanya kerusakan dalam akal (cara berfikir atau cara pandangnya).

Kusairi
PAIF KECAMATAN GUBENG

You may also like

Leave a Comment

Follow by Email