BELAJAR MENERIMA
Ketika gelap, baru tersadarkan apa arti dari terang. Ketika kekeringan, baru tersadarkan betapa berartinya air. Ketika kehilangan, baru tersadarkan arti dari memiliki. Ketika sakit, baru tersadarkan arti dari kesehatan.Ketika berpisah, baru tersadarkan arti dari kebersamaan. Sungguh disayangkan, “kesadaran” itu datangnya selalu belakangan.Bukan kejadian yang membuat kita sedih atau bahagia, tetapi saat harus memilih diantara keduanya. Kemarin sudah tiada, esok belumlah tiba, kita hanya punya satu hari, yaitu hari ini. Jangan sesali yang telah berlalu, itu perbuatan sia sia.Syukuri apa yang telah dimiliki, agar kebahagiaan selalu berada disisi kita. Jangan cari kesempurnaan, tetapi sempurnakanlah yang telah ada.Dalam kehidupan nyata, kadang kita suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting, sehingga akhirnya merusak nilai yang besar.
Persahabatan yang indah selama puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat, karena sepatah kata pedas yang tidak di sengaja. Yang remeh kerap dipermasalahkan, tetapi yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan. Seribu kebaikan sering tidak berarti, tapi setitik kekurangan di ingat seumur hidup.Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yang sempurna didunia ini? Sempurna dengan tidak kesempurnaan Sehati bukan karena memberi, tetapi sehati karena saling memahami. Betah bukan karena mewah, tetapi betah karena saling mengalah. Bersama bukan karena harta dunia, tetapi bersama karena saling mengisi saling memberi, saling mengingatkan diri, saling menyayangi hingga sampai ke Surga nya Allah nanti. Tidak semua orang mampu bersikap realistis dalam menjalani hidup. Hal itu karena hakikatnya setiap manusia menginginkan sesuatu yang berlebih. Setiap orang pasti ingin menjadi yang terbaik di antara manusia lainnya.
Jangan pernah terlena dengan harapan semacam itu. Percayalah bahwa terkadang perlu bersikap realistsis demi tercapainya berbagai macam hal baik. Tip berikut bisa di lakukan
- Harapan tidak sesuai realita
Cobalah untuk bersikap realistis bahwa tidak semua yang kamu harapkan itu bakal terealisasi. Semua harapan yang ada di dalam diri pasti akan mengecewakan nantinya. Jika kamu berharap terlalu jauh, percayalah bahwa hal tersebut pasti akan menyakitimu. Maka dari itu mulai sekarang cobalah untuk bersikap lebih realistsis aja, ya!
- Bersikap realistis
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bersikap realistis akan meminimalisir kekecewaan yang mungkin saja tercipta. Ketika mimpimu gagal tercapai, kamu pasti akan merasakan kecewa yang cukup mendalam akibat mengharapkannya secara berlebihan. Hal tersebut tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap hidupmu.
- Berharap secara berlebihan hanya akan membuatmu mudah terjatuh.
Tidak ada orang yang ingin mendapatkan kegagalan. Namun pada kenyataannya seseorang tidak bisa menghindari hal buruk semacam itu. Percayalah bahwa berharap terlalu tinggi akan membuatmu mudah terjatuh lho! Kamu akan mudah ditampar oleh realita sehingga semangat untuk berjuang lagi pun hilang. Oleh karena itu, coba kesampingkan sikap terlalu idealis, ya!
- Cerdas dalam menggunakan waktu
Jika sudah terbiasa bersikap realistis, percayalah bahwa kamu akan sadar terkait efektivitas waktu. Kamu akan paham bahwa setiap detik waktu itu sangatlah berharga sehingga gak boleh disia-siakan. Kamu pasti akan berhenti melakukan hal-hal yang gak penting.
- Wise dalam mengambil keputusan
Dengan bersikap realitsis, akan terbiasa melihat bagaimana kurang dan lebih dalam setiap kejadian. Ketika rencana telah matang dan dilakukan dengan proporsional dan professional langkah yang diambil tidak akan mengecewakan.
Kebijaksanaan seseorang bisa dilihat dari bagaimana ia menanggapi atau menghadapi suatu permasalahan yang datang kepadanya. Kehidupan terkadang memberikan kita permasalahan, jadikan hal tersebut sebagai pelajaran bukan malah penghambat. Mengarungi kerasnya kehidupan dunia perlu bekal, bisa berupa tekad, semangat, atau motivasi yang akan selalu menguatkan di saat kita goyah dan akan terjatuh karena dihantam badai kehidupan.
Itulah mengapa sebagai orang yang bijak, kita harus selalu menghadapi segala persoalan dengan sabar, ikhlas dan tawakal.
by; H. Aqib Zarnuji, M.ag