MAHKOTA SURGA UNTUK ORANG TUA
Oleh
WAFIYATUL MUFLICHAH
Penyuluh Non PNS Kecamatan Gayungan
Surga menanti bagi hamba-hamba yang beriman, bertakwa dan beramal solih. Surga adalah tempat yang dimpikan semua orang. Gambaran tentang surga disebutkan dalam al Qur’an : mengalir sungai-sungai di dalamnya (QS al Baqoroh (2) ayat 25)[1], luasnya seluas langit dan bumi (QS ali Imron (3) ayat 133)[2],tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, kecuali (ucapan) salam. Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang (QS Maryam (19) ayat 62)[3], tidak akan merasa kelaparan, telanjang, dahaga, dan tidak akan ditimpa panas matahari (QS Thoha (20) ayat 118 – 119)[4], penghuni surgadiberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera (QS Fathir (35) ayat 33)[5], penghuni surga diedarkan piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata (QS az Zukhruf (43) ayat 71)[6], di dalam surga ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb (QS Muhammad (47) ayat15)[7], dari sekian gambaran yang ada, yang paling utama adalah ‘surga ‘adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridlo terhadap mereka dan mereka pun ridlo kepada NYAQS al Bayyinah (98) ayat 8.[8]Allah SWT memberikan ridlo serta balasan terbaik bagi hamba-hamba yang beriman, bertaqwa,beramal solih, berpegang terguh terhadap ajaran islam, ridlo terhadap ketentuan Allah SWT.
Dari sekian banyak kenikmatan-kenikmatan yang terdapat di alam surga, terdapat satu lagi kenikmatan surga yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi hamba NYA yang istiqomah menjaga dan mengamalkan Kalamullah (Al Qur’an)
Rosululloh Muhammad SAW bersabda :
عَن سهل ابن مُعَاذِ الجُهَنِيِ عن ابيه ان رَسُول اللٌه صَلَي اللٌهَ عَلَيهِ وَسَلَمَ قال مَنَ قَرَأ القُرانَ وَعَمِلَ بِمَافِيهِ اُلُبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَومَ القَيِامَةِ ضَووُهَ اَحسَنُ مِنُ ضَوءِ الشٌمسِ فيِ بُيُوُتِ الدٌنَيا ولوكانت فيكم فَمَا ظَنٌكُم بِالَذِيُ عَمِلَ بِهذَا [9]
“Dari Sahl Ibn Mu’adz al Juhani, dari ayahnya bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya, maka di hari kiamat nanti, kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah kalian. Kalaulah ini terjadi pada diri kalian, bagaimana halnya terhadap yang mengamalkannya?”[10]
Dalam hadits lain Rosululloh SAW bersabda :
عن عا اشة عن النبي صلي الله عليه و سلم قال مثل الذي يقرأ القرآن وهو حافظ له مع السفرة الكرام البررة
“Dari Aisyah RA bahwa Rosululloh SAW bersabda : perumpamaan orang yang membaca al Qur’an dia adalah hafidz(hafal) mereka bersama para malaikat yang mulia lagi suci.”[11]
Kedua hadits tersebut menunjukkan betapa mulianya kedudukan bagi seorang hafidzyang istiqomah menjaga hafalan dan mengamalkan kandungan al Qur’an. Kemuliaan tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga untuk orangtuanya. Orangtuanya akan dipakaikan mahkota yang terang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari. masyaAllah, betapa bahagianya orangtua yang mempunyai putra/iseorang hafidz.
Kedudukan yang mulia yang akan diberikan oleh Allah SWT untuk orangtua yang putranya hafidzini kiranya bukan tanpa alasan.Anak yang hafidz solih tumbuh dari keluarga dan lingkungan yang religius. Orangtua mempunyai peran yang sangat besar terhadap keberhasilan seorang anak. Peran merawat dengan penuh kasih sayang tanpa lelah, menafkahi dengan harta yang halal, membimbing ke jalan syari’at Islam, mendidik dengan pola asuh yang tepat, memberikan keteladanan sebaik-baik teladan, mendidik dengan senantiasa mengajak taat kepada Allah SWT;menumbuhkan karakter cinta terhadap al Qur’an dengan pembiasaan membaca, menghafal dan memahami kandungannya; menumbuhkan karakteristiqomah dan disiplin dalam beribadah; karakter syukur kepada Allah SWT; karakter tekundengan mengoptimalkan tenaga dan fikiran untuk menghafal; karakter cermat dengan menjauhkan diri dari aktifitas yang kurang bermanfaat.
Dari sekian banyak peran orang tua,yang juga tidak kalah penting yaitu peran tirakatdemi keberhasilan putra putrinya.Istiqomahqiyamullail, berpuasa di hari kelahiran anak, sedekah, istiqomah membaca wirid-wirid tertentu ba’da solat maktubah, dan lain-lain. Tirakat bisa dilakukan bahkan sejak putra putrinya masih dalam kandungan.
Proses yang harus dilalui untuk menjadi seorang hafidztidaklah mudah dan tidaklah sebentar. Sebagian besar anak yang berhasil menghafal al Qur’an dididik ditempa oleh guru di pondok pesantren. Ikhlas, ridho, sabar, syukur, tekun, disiplin, istiqomah, doa, tawakkal, memprioritaskan al Qur’an menjadi kunci keberhasilan. Jumlah huruf dalam al Qur’an adalah 323.671 huruf., 77.439 kalimat, 6.236 ayat, 114 surat, 30 juz[12]. Menghafal Kalam suci dari mulai huruf per huruf hingga hafal satu kalimat, kalimat perkalimat hingga hafal satu baris, baris per baris hingga hafal satu ayat, ayat per ayat hingga hafal satu halaman, halaman per halaman hingga hafal satu surat, surat per surat hingga hafalan satu juz, juz per juz hingga hafal 30 juz. Keberhasilan menghafal Qur’an ini harus dijaga sampai akhir hayat. Mental seorang hafidz adalah komitmen untuk selalu menjaga menjaga hafalan, walau bagaimanapun situasi dan kondisinya.Sungguh usaha yang luar biasa. Keberhasilan ini atas pertolongan Allah SWT dibarengi dengan usaha doa dari anak, guru dan juga orang tua. Anak dan guru di pesantren berupaya dan berdoa optimal, orang tua di rumah juga demikian. Transfer doa dan upaya dari orang tua juga sangat menentukan keberhasilan anak.
Almaghfrurlah KH Mahrus Ali – Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur dawuh : “kalau putra-putrinya di pondok, hati orang tuanya juga ikut mondok, terutama hati sang Ibu. Sering dibacakan fatihah bakda maghrib sebanyak 41 kali, karena doa Ibu yang bisa melembutkan hati anaknya.”[13]
Selain anak dididik agar menjadi hafidz, anak juga perlu dibekali dengan ilmu fiqh karena belajar fiqh ibadah hukumnya fardlu ‘ain, dan dibekali dengan keilmuan lainnya agar kelak menjadi hamba yang solih hafidz‘alim berilmu berakhlak mulia dan mampu menghadapi tantangan zaman.
Wahai Ayah Bunda, Ibuk Bapak, Umi Abi, Mama Papa, Dedi Momi,selamat berjuang membersamai perjuangan proses menghafal putra/putri tercinta, mahkota surga menanti Panjenengan semua ….
.
[1]Al Qur’an dan Terjemahnya, (jakarta : Departemen Agama RI, tt.), hal. 5
[2]Ibid., hal. 67
[3]Ibid., hal. 309
[4]Ibid., hal. 320
[5]Ibid., hal. 438
[6]Ibid., hal. 494
[7]Ibid., hal. 508
[8]Ibid., hal. 599
[9]Abu dawud, Sunan Abu dawud, Bab Shalat, Kitab : Fi Tsawabi Qiraat al Qur’an, hadis Nomor 1241
[10]Romlah Hayati (A Muhaimin Zen, Akhmad Mustafid editor), Fadhilah Menghafal Al Qur’an (Bunga Rampai Mutiara al Qur’an), Jakarta : PP. Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh, 2006, hal. 137
[11]Romlah hayati, Op.cit, hal. 138
[12]KH ahsin Sakho Muhammad (A Muhaimin Zen, Akhmad Mustafid editor), Kiat-kiat Menghafal Al Qur’an (Bunga Rampai Mutiara al Qur’an), Jakarta : PP. Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh, 2006, hal. 107
[13]KH Mahrus Aly, dawuh tertuang dalam Kalender tahun 2024PPPTQ Lirboyo Kediri