Sebagai hamba Allah SWT yang mulia, dan manusia adalah sebagai makhluk sosial. Untuk bisa bertahan hidup, seseorang tidak hanya membutuhkan makanan atau minuman saja, namun juga teman. Keberadaan teman bagi seseorang tentu akan berpengaruh bagi kondisi mental. Ketika dikelilingi banyak teman, cenderung merasa bahagia dan senang.
Kita sebagai makhluk sosial tentunya kita mempunyai tanggung jawab yang tidak kalah pentingnya yaitu menjaga keharmonisan dan akhlaqul karimah kita kepada kedua orang tua, kerabat karib, anak-anak yatim, para dhuafa’, orang-orang miskin, tetangga-tetangga kita baik yang jauh maupun yang dekat, hal tersebut adalah merupakan bentuk hubungan kita dengan sesama manusia (hablum minannas)
Sebagaimana firman Allah QS. An-nisa:36
وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ
Artinya:
” Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”.
Ayat tersebut diatas kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada sesama, karena dengan berbuat kebaikan adalah Ibadah. Seperti sabda Nabi Muhammad Saw dari Jabir Ra Rasulullullah Saw bersabda ” Kullu Ma’rufin Shadaqah (HR.Bukhari) bahwa: ” Setiap kebaikan adalah Sedekah”.
Hadits tersebut menerangkan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan manusia dengan niat baik karena Allah adalah tergolong sedekah. Dan juga menunjukkan bahwa sedekah tidak terbatas pada apa yang dikeluarkan seseorang berupa harta saja, melainkan setiap manusia yang mampu berbuat baik terhitung sebagai orang yang bersedekah, baik kaya maupun faqir.
Berbagi bukan tentang seberapa besar seberapa berharganya hal yang diberikan, namun seberapa tulus dan ikhlasnya apa yang diberikan. Dalam hidup ini, berbagi kepada sesama bisa membuat hati merasa nyaman, memberi jiwa merasa damai dan berbagi dengan tulus tanpa pamrih dapat meberikan perasaan suka cita.
Berbagi dapat dimaknai dengan sedekah jika berbagi yang di lakukan dengan dasar kebaikan memberikan manfaat dan kemaslahatan umat yang dilakukan dengan tulus ikhlas maka diganjar pahala oleh Allah Swt sesuai dengan amal perbuatannya.
Sebagaimana firman Allah Swt Qs.Al-Zalzalah:7
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ
Artinya:
“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”.
Karena itu janganlah meremehkan kebaikan sekecil apapun karena kita tidak tau kebaikan mana yang akan membawa kita masuk kedalam SyurgaNya.
Dan jangan pernah bosan dan berhenti berbuat baik karena semua akan kembali kepada diri kita sendiri.
Wallahu ‘A’lam bis-shawab
Muiyasih
PAIF Kec.Gunung Anyar-Surabaya